DEFINISI
Adalah penurunan aliran darah melalui satu atau lebih arteri koroner, yang mengakibatkan iskemia miokard dan nekrosis.
DASAR DATA PENGKAJIAN PASIEN
DASAR DATA PENGKAJIAN PASIEN
Aktifitas
- Gejala : Kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup menetap, jadwal olahraga tak teratur.
- Tanda : Takikardi, dispnea pada istirahat/ aktifitas.
- Gejala : Riwayat sebelumnya, penyakit arteri koroner, gagal jantung kongestif (GJK), masalah tekanan darah (TD), diabetes melitus (DM).
- Tanda : Tekanan darah bisa normal atau naik turun, perubahan postural dicatat dari tempat tidur sampai tempat duduk/ berdiri; Nadi bisa normal, atau lemah/ tak kuat kualitasnya dengan pengisian kapiler lambat, kemungkinan bisa terjadi disritmia; Bunyi jantung mungkin terdapat bunyi jantung ekstra (S3/S4 mungkin menunjukkan gagal jantung/ penurunan kontraktilitas atau komplai ventrikel); Murmur bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot papilar; Friksi bisa dicurigai perikarditis; Irama jantung bisa teratur dan bisa tidak; Edema bisa terjadi karena distensi vena juguler, edema dependen/ perifer, edema umum, krekels kemungkinan ada dengan gagal jantung/ ventrikel; Warna bisa pucat atau sianosis pada membran mukosa dan bibir/ kulit abu-abu, kuku datar.
- Gejala : Menyangkal gejala atau kondisi yang ada, takut mati, berperasaan aja sudah dekat, marah pada penyakit atau pada perawatan yang tak perlu, kuatir dengan kerja, keuangan, dan keluarga.
- Tanda : Menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah, bahkan muncul perilaku menyerang, fokus pada dirinya sendiri (nyeri).
- Tanda : bisa normal atau bunyi usus menurun.
- Gejala : Mual, kehilangan nafsu makan, bersendawa, nyeri uluhati seperti terbakar.
- Tanda : Penurunan turgor kulit, kulit kering atau berkeringat, muntah, perubahan berat badan.
- Gejala/ Tanda : Kesulitan melakukan tugas perawatan.
- Gejala : Pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau istirahat).
- Tanda : Perubahan mental, kelemahan.
- Gejala : Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tak berhubungan dengan aktifitas), tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin. Lokasi tipikal pada dada anterior, sub sternal, prekordis, dapat menyebar ke tangan, rahang, wajah. Kualitas Chrusing, menyempit, berat, menetap, tertekan. Intensitas biasanya 10 pada skala 1-10, mungkin pengalaman nyeri paling buruk yang pernah dialami. Catatan : Nyeri mungkin tidak ada pada pasien pasca operasi, dengan DM, hipertensi, atau lansia.
- Tanda : Wajah meringis, perubahan postur tubuh, menangis, merintih, merengang, menggeliat, menarik diri, kehilangan kontak mata. Respon otomatik : terjadi perubahan pada frekuensi atau irama jantung, TD, RR, warna dan kelembaban kulit, kesadaran.
- Gejala : Dispnea dengan atau tanpa kerja, dispnea nokturnal, batuk dengan atau tanpa produksi sputum, riwayat merokok, penyakit pernapasan kronis.
- Tanda : Peningkatan frekuensi pernapasan, napas sesak, terdapat pucat atau sianosis, bunyi napas bersih atau krekels/ mengi, sputum bersih atau merah muda kental.
- Gejala : Stres pada waktu kerja, dan berinteraksi dengan keluarga, kesulitan koping dengan stresor yang ada.
- Tanda : Kesulitan istirahat dengan tenang, respon terlalu emosi, terkadang sampai menarik diri dari keluarga.
- Gejala : Riwayat keluarga penyakit jantung atau IM, diabetes, stroke, hipertensi, penyakit vaskuler perifer, penggunaan tembakau.
- Pertimbangan : rerata lama rawat inap = 7, 3 hari (2-4 hari di ICCU).
- Rencana pemulangan.
- EKG : Menunjukkan peninggian gelombang S-T yang berarti Iskemia myokard. Penurunan atau datarnya gelombang T yang berarti menunjukkan cedera myokard. Dan adanya gelombang Q patologis yang berarti nekrosis myokard.
- Enzim jantung dan iso enzim : CPK-MB (iso enzim yang ditemukan pada otot jantung) meningkat antara 4-6 jam, memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam. LDH meningkat dalam 12-24 jam, memuncak dalam 24-48 jam, dan memakan waktu yang lama untuk kembali normal. AST (Aspartat Amonitransferase) meningkat (kurang nyata/ khusus) terjadi dalam 6-12 jam, memuncak dalam 24 jam, kembali normal dalam 3-4 hari.
- Elektrolit : ketidak seimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan dapat mempengaruhi kontraktilitas, misal : hipokalemia atau hiperkalemia.
- Sel darah putih : Leukosit (10.000-20.000) biasanya nampak pada hari kedua setelah infark myokard, sehubungan dengan proses inflamasi.
- GDA/ oksimetri nadi : dapat menunjukkan hipoksia
- Kolesterol/ trigliserida serum : Meningkat, menunjukkan aterosklerosis sebagai penyebab Infark myokard.
- Foto Dada : mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung atau aneurisma ventrikular.
- Ekokardiografi : mungkin dilakukan untuk dimensi serambi, gerakan katup/ dinding ventrikuler dan konfigurasi fungsi katup.
- Pemeriksaan pencitraan Nuklir : Thalium (mengevaluasi aliran darah myokard dan status sel myokard, semisal lokasi luasnya infark myokard akut maupun sebelumnya). Technetium (terkumpul dalam sel iskemi disekitar area nekrotik)
- Angiografi koroner : menggambarkan penyempitan atau sumbatan arteri koroner
- Nuclear Magnetic Resonance : memungkinkan visualisasi (aliran darah, serambi, katup, ventrikel jantung, lesi vaskuler, pembentukan plak, infark dan pembekuan darah).
- Tes Olah Raga : Menentukan respon kardiovaskuler terhadap aktivitas (sering dilakukan sehubungan dengan pencitraan talium dalam fase penyembuhan).
PRIORITAS KEPERAWATAN
- Menghilangkan nyeri dan cemas.
- Menurunkan kerja myokard.
- Mencegah atau mendeteksi dan membantu pengobatan disritmia yang mengancam hidup atau komplikasi
- Meningkatkan kesehatan jantung, perawatan diri.
- Tak ada nyeri dada (terkontrol).
- Kecepatan jantung (irama) mampu mempertahankan curah jantung adekuat terutama perfusi jaringannya.
- Meningkatkan tingkat aktivitas untuk perawatan diri dasar.
- Ansietas berkurang atau teratasi
- Proses penyakit, rencana pengobatan, dan prognosis dipahami.
1. NYERI (AKUT) :
- Dapat dihubungkan dengan "iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri koronaria".
- Kemungkinan dibuktikan oleh : Keluhan nyeri dada dengan atau tanpa adanya penyebaran, Wajah meringis, Gelisah, Perubahan tingakt kesadaran, Perubahan Nadi dan tekanan darah.
- Hasil yang diharapkan/ kriteria evaluasi pasien akan : "Menyatakan nyeri dada hilang atau terkontrol", "Mendemonstrasikan penggunaan tehnik distraksi dan relaksasi", "Menunjukkan menurunnya tegangan, rileks, mudah bergerak".
- Dapat dihubungkan dengan "ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokard dan kebutuhan", "adanya iskemia atau nekrosis jaringan miokard", "efek obat depresan jantung (penyekat-beta, anti-disritmia)".
- Kemungkinan dibuktikan oleh : gangguan frekuensi jantung dan tekanan darah dalam aktifitas, Terjadinya disritmia, perubahan warna kulit dan kelembaban, angina karena kerja, kelemahan umum.
- Hasil yang diharapkan/ kriteria evaluasi pasien akan : "Mendemonstrasikan peningkatan toleransi aktifitas yang dapat diukur maju dengan frekuensi jantung atau irama dan tekanan darah dalam batas normal pasien, kulit hangat, merah muda dan kering", "Melaporkan tidak adanya angina atau angina terkontrol dalam rentang waktu selama pemberian obat.
- Dapat dihubungkan dengan "Ancaman atau perubahan kesehatan dari status sosioekonomi", "ancaman kehilangan (kematian)", "tidak sadar konflik tentang esensi nilai, keyakinan dan tujuan hidup", "Transmisi interpersonal (penularan)".
- Kemungkinan dibuktikan oleh : Perilaku takut, ketakutan, peningkatan tegangan, gelisah, wajah tegang, ragu-ragu, perasaan tidak adekuat, keluhan somatik dengan rangsang simpatis, fokus pada diri sendiri, mengekspresikan masalah tentang kejadian saat ini, perilaku menantang atau menghindar.
- Hasil yang diharapkan/ kriteria evaluasi pasien akan : "mengenal perasaannya", "mengidentifikasi", "penyebab atau faktor yang mempengaruhi", "menyatakan penuruan ansietas (rasa takut)", "mendemonstrasikan keterampilan pemecahan masalah positif", "mengidentifikasi sumber secara tepat".
- Faktor resiko meliputi "perubahan frekuensi, irama, konduksi elektrikal", "penurunan preload dikarenakan adanya peningkatan tahanan vaskuler sistemik", "Obat infark, kerusakan struktural, contoh : aneurisma ventrikular, kerusakan septal".
- Kemungkinan dibuktikan oleh : (tidak dapat diterapkan adanya tanda dan gejala yang membuat diagnosa menjadi aktual).
- Hasil yang diharapkan/ kriteria evaluasi pasien akan : "mempertahankan stabilitas hemodinamik, Contoh : TD, curah jantung dalam rentang normal, haluaran urine adekuat, penuruna atau tak adanya disritmia", "melaporkan penurunan episode dispnea maupun angina", "mendemonstrasikan peningkatan toleransi terhadap aktifitas".
- Faktor resiko meliputi "penurunan atau penghentian aliran darah, contohnya : vasokonstriksi, hipovolemia dikarenakan adanya kebocoran, dan pembentukan tromboemboli".
- Kemungkinan dibuktikan oleh : (tidak dapat diterapkan adanya tanda dan gejala yang membuat diagnosa menjadi aktual).
- Hasil yang diharapkan/ kriteria evaluasi pasien akan : "Mendemonstrasikan perfusi yang adekuat secara individual, contoh : kulit hangat dan kering, nadi perifer kuat, tanda-tanda vital dalam batas normal, pasien sadar (berorientasi), keseimbangan pemasukan dan pengeluaran (intake/output), tidak ada edema, terbebas dari nyeri atau ketidaknyamanan.
- Faktor resiko meliputi "penurunan perfusi organ", "peningkatan natrium (retensi air)", "peningkatan hidrostatik atau penurunan protein plasma (menyerap cairan dalam area interstisiil/ jaringan)".
- Kemungkinan dibuktikan oleh : (tidak dapat diterapkan adanya tanda dan gejala yang membuat diagnosa menjadi aktual).
- Hasil yang diharapkan/ kriteria evaluasi pasien akan : "mempertahankan keseimbangan cairan seperti dibuktikan oleh Tekanan darah dalam batas normal", "tidak adanya distensi vena perifer dan adanya edema dependen", "paru bersih dan berat badan stabil".
- Dapat dihubungkan dengan "kurang informasi tentang fungsi jantung (implikasi penyakit jantung) dan status kesehatan yang akan datang", "kebutuhan perubahan pola hidup", "tidak mengenal terapi maupun kebutuhan perawatan diri".
- Kemungkinan dibuktikan oleh : pernyataan masalah konsep, terjadinya komplikasi yang dapat dicegah.
- Hasil yang diharapkan/ kriteria evaluasi pasien akan : "menyatakan pemahaman penyakit jantung sendiri, rencana pengobatan, tujuan pengobatan, dan efek samping (reaksi yang merugikan)", "menyebutkan gejala yang memerlukan perhatian cepat", "mengidentifikasi dan merencanakan perubahan pola hidup yang perlu".
INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA NOMOR 1
Pantau karakteristik nyeri, catat laporan verbal, petunjuk non verbal, dan respon hemodinamik.
- Anti Angina (contoh : nitrogliserin)
Catat dokumentasi frekuensi jantung, irama dan TD (sebelum, selama, sesudah) aktifitas sesuai indikasi.
Identikasi dan ketahui persepsi pasien terhadap ancaman/ situasi.
Auskultasi TD (ukur dengan tidur, duduk dan berdiri bila bisa).
Selidiki perubahan tiba-tiba dan gangguan mental secara kontinu.
- Heparin
Auskultasi bunyi napas.
Kaji tingkt pengetahuan pasien dan orang terdekat.
Pantau karakteristik nyeri, catat laporan verbal, petunjuk non verbal, dan respon hemodinamik.
- Rasional : Variasi penampilan dan perilaku pasien karena nyeri terjadi sebagai temuan pengkajian. Kebanyakan pasien dengan IM (infark miokard) tampak sakit, distraksi dan berfokus pada nyeri. Riwayat verbal dan penyelidikan lebih dalam terhadap faktor pencetus harus ditunda sampai nyeri hilang.
- Rasional : Nyeri perupakan pengalaman subjektif dan harus digambarkan oleh pasien.
- Rasional : Penundaan pelaporan nyeri malah akan menghambat peredaan nyeri, dan memerlukan peningkatan dosis obat.
- Rasional : Menurunkan rangsang eksternal dimana ansietas dan regangan jantung serta keterbatasan kemampuan koping dan keputusan terhadap situasi saat ini.
- Rasional : Membantu dalam menurunkan persepsi/ respon nyeri, memberikan kontrol situasi dan meningkatkan perilaku positif.
- Rasional : Meningkatkan jumlah oksigen yang ada dan mengurangi ketidaknyamanan sehubungan dengan iskemia jaringan
- Anti Angina (contoh : nitrogliserin)
- Rasional : Nitrat berguna untuk kontrol nyeri dengan efek vasodilatasi koroner yang meningkatkan aliran darah koroner dan perfusi miokardia.
- Rasional : Agen penting kedua untuk mengontrol nyeri melalui efek hambatan rangsang simpatis, dengan begitu menurunkan Frekuensi jantung, TD sistolik, dan kebutuhan oksigen miokard.
- Rasional : Meskipun morpin IV adalah pilihan, suntukan narkotik lain dapat dipakai pada fase akut (nyeri dada berulang) yang tak hilang dengan nitrogliserin untuk menurunkan nyeri hebat.
- Efek vasodilatasi dapat meningkatkan aliran darah koroner, sirkulasi kolateral dan menurunkan preload dan kebutuhan oksigen miokardia.
Catat dokumentasi frekuensi jantung, irama dan TD (sebelum, selama, sesudah) aktifitas sesuai indikasi.
- Rasional : Kecenderungan menentukan respon pasien terhadap aktifitas dan dapat mengindikasikan penurunan oksigen miokardia yang memerlukan tingkat aktifitas atau kembali tirah baring, perubahan program obat, dan penggunaan oksigen tambahan.
- Rasional : Menurunkan kerja miokardia dalam mengkonsumsi oksigen, dan juga menurunkan resiko komplikasi.
- Pembicaraan yang panjang sangat mempengaruhi pasien, namun periode kunjungan yang tenang, itulah yang bersifat terapeutik.
- Rasional : aktifitas yang memerlukan menahan napas dan menunduk (manuver VALSALVA) dapat mengakibatkan bradikardi, juga menurunkan curah jantung, dan takikardi dengan peningkatan TD.
- Rasional : aktifitas yang maju memberikan kontrol jantung, meningkatkan regangan dan mencegah aktifitas berlebihan.
- Rasional : Palpitasi, nadi tidak teratur, adanya nyeri dada atau dispnea, dapat mengindikasikan kebutuhan perubahan program olah raga atau obat.
- rasional : Memberikan dukungan/ pengawasan tambahan berlanjut dan partisipasi proses penyembuhan dan kesejahteraan.
Identikasi dan ketahui persepsi pasien terhadap ancaman/ situasi.
- Rasional : koping terhadap nyeri dan trauma emosi infark miokar (IM) sulit. Pasien dapat takut mati dan cemas tentang lingkungan.
- Rasional : Penelitian terhadap frekuensi hidup antara individu tipe A/B dan dampak penolakan telah berarti dua. Namun penelitian menunjukkan beberapa hubungan antara derajat/ ekspresi marah atau gelisah dan peningkatan resiko infark miokard (IM).
- Rasional : Pasien mungkin tiddak menunjukkan masalah secara langsung, tetapi kata-kata dan tindakan dapat menunjukkan rasa agitasi, marah dan gelisah. Intervensi dapat membantu pasien meningkatkan kontrol terhadap perilaku sendiri.
- Rasional : Menyangkal dapat menguntungkan dalam menurunkan rasa cemas tetapi dapat menunda penerimaan terhadap kenyataan situasi saat itu.
- Rasional : Perkiraan dan informasi dapat menurunkan kecemasan pasien.
- Rasional : Berbagi informasi membentuk dukungan, kenyamanan dan dapat menghilangkantegangan terhadap kekhawatiran yang tidak diekspresikan.
- Rasional : Dapat memberikan keyakinan bahwa perasaanya merupakan respon normal terhadap situasi perubahan yang diterima.
- Rasional : Mungkin waktu untuk mengekspresikan perasaan, menghilangkan cemas, dan perilaku adaptasi.
- Rasional : membantu pasien dan orang terdekat untuk mengidentifikasi tujuan nyata, juga menurunkan resiko kegagalan menghadapi kenyataan dan memicu proses kesembuhan.
- Rasional : Meningkatkan relaksasi/ istirahat dan menurunkan rasa cemas.
Auskultasi TD (ukur dengan tidur, duduk dan berdiri bila bisa).
- Rasional : Hipotensi dapat terjadi sehubungan dengan disfungsi ventrikel, hipoperfusi miokardia dan rangsang vagal. Namun hipertensi juga merupakan fenomena umum yang kemungkinan berhubungan dengan nyeri, cemas, pengeluaran katekolamin dan masalah vaskuler sebelumnya.
- Rasional : Penurunan curah jantung mengakibatkan menurunnya kelemahan/ kekuatan nadi.
- Rasional : S3 biasanya dihubungkan deng Gagal Jantung Kongesti (GJK) tetapi juga terlihat pada adanya gagal mitral (seperti : regurgitasi) dan kelebihan kerja ventrikel kiri yang disetai infark berat. S4 kemungkinan berhubungan dengan iskemia miokard, kekakuan ventrikel, dan hipertensi pulmonal atau sistemik.
- Rasional : menunjukkan aliran darah normal dalam jantung, contoh : katup tak baik, kerusakan septum, dan vibrasi otot papilar (komplikasi dari IM). Adanya gesekan dengan infark juga berhubungan dengan inflasmasi, contoh : efusi perikardial dan perikarditis.
- Rasional : Krekels menunjukkan kongesti paru dan mungkin terjadi karena penurunan fungsi dari miokardia.
- Rasional : Frekuensi dan irama jantung berespon terhadap obat dan aktifitas sesuai dengan terjadinya komplikasi (disritmia = khususnya pada kontraksi ventrikel prematur dan blok jantung yang berlanjut) yang mempengaruhi fungsi jantung atau meningkatkan kerusakan iskemik.
- Rasional : Kelebihan latihan meningkatkan konsumsi oksigen dan mempengaruhi fungsi pada miokardia.
- Rasional : Mengupayakan penggunaan bedpan yang dapat melelahkan dan secara fisiologis penuh stres, juga meningkatkan kebutuhan oksigen dan kerja jantung.
- Rasional : Makan besar dapat meningkatkan kerja miokardia dan menyebabkan rangsang vagal yang juga nantinya dapat mengakibatkan bradikardia.
- Rasional : Meningkatkan jumlah sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard, menurunkan iskemia dan disritmia lanjut.
- Rasional : Memberikan informasi sehubungan dengan kemajuan perbaikan infark, status fungsi dari ventrikel, keseimbangan elektrolit dan efek terapi obat.
- Rasional : Dapat menunjukkan edema paru sehubungan dengan disfungsi ventrikel.
- Rasional : Enzim memantau perbaikan maupun perluasan infark. Adanya hipoksia menunjukkan kebutuhan tambahan oksigen. Keseimbangan elektrolit diperlukan pada kasus hiper/hipo kalemia untuk kestabilan irama jantung dan kontrktilitasnya.
- Rasional : Disritmia biasanya secara simtomatis (kecuali PVC) biasanya sering mengancam.
Selidiki perubahan tiba-tiba dan gangguan mental secara kontinu.
- Rasional : Perfusi serebral secara langsung berhubungan dengan curah jantung dan juga dipengaruhi oleh elektrolit, hipoksia maupun emboli sistemik.
- Rasional : Vasokonstriksi sistemik diakibatkan oleh penurunan curah jantung dan mungkin dibuktikan oleh adanya penurunan perfusi kulit dan penurunan nadi.
- Rasional : Indikator trombosis vena dalam.
- Rasional : Pompa jantung gagal dapat mencetuskan distres pernapasan.
- Rasional : Penurunan aliran darah ke mesentri dapat mengakibatkan disfungsi gastrointestinal.
- Rasional : Penurunan pemasukan terus-menerus dapat mengakibatkan penurunan volume sirkulasi, yang berdampak negatif pada perfusi dan fungsi organ.
- Rasional : Indikator perfusi dan fungsi organ.
- Heparin
- Rasional : Dosis rendah heparin mungkin diberikan secara profilaksis, pada pasien resiko tinggi (contoh : fibrilasi atrial, kegemukan, aneurisma ventrikel atau riwayat tromboflebitis) dapat menurunkan resiko tromboflebitis atau pembentukan trombus.
- Rasional : Menurunkan atau menetralkan asam lambung, mencegah ketidaknyamanan dan iritasi gaster, khususnya dikarenakan adanya penurunan sirkulasi mukosa.
- Rasional : Pada terjadinya perluasan infark atau IM baru, terapi trombolitik adalah pengobatan pilihan untuk mencegah bekuan dan memperbaiki fungsi miokardium.
Auskultasi bunyi napas.
- Rasional : Dapat mengindikasikan edema paru sekunder akibat dekompensasi jantung.
- Rasional : Dicurigai adanya gagal kongestif/ kelebihan volume cairan.
- Rasional : Penurunan curah jantung mengakibatkan gangguan perfusi ginjal, retensi natrium/ air, dan penurunan haluaran urine.
- Rasional : Perubahan tiba-tiba pada berat badan menunjukkan gangguan keseimbangan cairan.
- Rasional : Memenuhi kebutuhan cairan cairan tubuh orang dewasa tetapi memerlukan pembatasan pada adanya dekompensasi jantung.
- Rasional : Natrium meningkatkan retensi cairan dan harus dibatasi.
- Rasional : Mungkin perlu untuk memperbaiki kelebihan cairan.
- Rasional : Hipokalemia dapat membatasi ke efektifan terapi dan dapat terjadi dengan penggunaan diuretik penurun kalium.
Kaji tingkt pengetahuan pasien dan orang terdekat.
- Rasional : Perlu untuk pembuatan rencana instruksi individu. Menguatkan bahwa harapan ini akan menjadi pengalaman belajar.
- Rasional : Mekanisme pertahanan alamiah seperti marah, menolak pentingnya situasi, dapat menghambat belajar dan mempengaruhi respon pasien dan juga kemampuan mengasimilasi informasi.
- Rasional : Penggunaan metode belajar yang bermacam-macam dapat meningkkatkan penyerapan materi.
- Rasional : Memberikan kesempatan pasien untuk mencakup informasi dan mengasumsi kontrol beserta partisipasi dalam program rehabilitasi.
- Rasional : Memberi tekanan bahwa ini adalah masalah kesehatan berlanjut, dimana dukungan dan bantuan diperlukan setelah pulang.
- Rasional : Evaluasi berkala dan intervensi dapat mencegah komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
- Carpenito, LJ. 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8. EGC, Jakarta
- Doenges, Marilynn E. 1999, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, EGC, Jakarta
- Myers, Ehren, 2009, Keterampilan Klinis Untuk Perawat : Seri Panduan Klinis, Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta
- http://en.wikipedia.org/wiki/Myocardial_infarction
- Sumber gambar dari : http://www.gettyimages.com/
wah mantab infonya, sangat berguna :D semangat bloggingnya :D
BalasHapusok ding terimakasih. menerima saran dan kritik yang membangun nich. Biar update selalu sitenya
Hapus