Jumat, 29 November 2013

NURSEINDO
                                      
                                                     
DEFINISI
          Adalah penurunan aliran darah melalui satu atau lebih arteri koroner, yang mengakibatkan iskemia miokard dan nekrosis.
DASAR DATA PENGKAJIAN PASIEN
Aktifitas
  • Gejala : Kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup menetap, jadwal olahraga tak teratur.
  • Tanda : Takikardi, dispnea pada istirahat/ aktifitas.
Sirkulasi
  • Gejala : Riwayat sebelumnya, penyakit arteri koroner, gagal jantung kongestif (GJK), masalah tekanan darah (TD), diabetes melitus (DM).
  • Tanda : Tekanan darah bisa normal atau naik turun, perubahan postural dicatat dari tempat tidur sampai tempat duduk/ berdiri; Nadi bisa normal, atau lemah/ tak kuat kualitasnya dengan pengisian kapiler lambat, kemungkinan bisa terjadi disritmia; Bunyi jantung mungkin terdapat bunyi jantung ekstra (S3/S4 mungkin menunjukkan gagal jantung/ penurunan kontraktilitas atau komplai ventrikel); Murmur bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot papilar; Friksi bisa dicurigai perikarditis; Irama jantung bisa teratur dan bisa tidak; Edema bisa terjadi karena distensi vena juguler, edema dependen/ perifer, edema umum, krekels kemungkinan ada dengan gagal jantung/ ventrikel; Warna bisa pucat atau sianosis pada membran mukosa dan bibir/ kulit abu-abu, kuku datar.
Integritas Ego
  • Gejala : Menyangkal gejala atau kondisi yang ada, takut mati, berperasaan aja sudah dekat, marah pada penyakit atau pada perawatan yang tak perlu, kuatir dengan kerja, keuangan, dan keluarga.
  • Tanda : Menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah, bahkan muncul perilaku menyerang, fokus pada dirinya sendiri (nyeri).
Eliminasi
  • Tanda : bisa normal atau bunyi usus menurun.
Makanan/ Cairan
  • Gejala : Mual, kehilangan nafsu makan, bersendawa, nyeri uluhati seperti terbakar.
  • Tanda : Penurunan turgor kulit, kulit kering atau berkeringat, muntah, perubahan berat badan.
Higiene
  • Gejala/ Tanda : Kesulitan melakukan tugas perawatan.
Neurosensori
  • Gejala : Pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau istirahat).
  • Tanda : Perubahan mental, kelemahan.
Nyeri/ Ketidaknyamanan
  • Gejala : Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tak berhubungan dengan aktifitas), tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin. Lokasi tipikal pada dada anterior, sub sternal, prekordis, dapat menyebar ke tangan, rahang, wajah. Kualitas Chrusing, menyempit, berat, menetap, tertekan. Intensitas biasanya 10 pada skala 1-10, mungkin pengalaman nyeri paling buruk yang pernah dialami. Catatan : Nyeri mungkin tidak ada pada pasien pasca operasi, dengan DM, hipertensi, atau lansia.
  • Tanda : Wajah meringis, perubahan postur tubuh, menangis, merintih, merengang, menggeliat, menarik diri, kehilangan kontak mata. Respon otomatik : terjadi perubahan pada frekuensi atau irama jantung, TD, RR, warna dan kelembaban kulit, kesadaran.
Pernapasan
  • Gejala : Dispnea dengan atau tanpa kerja, dispnea nokturnal, batuk dengan atau tanpa produksi sputum, riwayat merokok, penyakit pernapasan kronis.
  • Tanda : Peningkatan frekuensi pernapasan, napas sesak, terdapat pucat atau sianosis, bunyi napas bersih atau krekels/ mengi, sputum bersih atau merah muda kental.
Interaksi sosial
  • Gejala : Stres pada waktu kerja, dan berinteraksi dengan keluarga, kesulitan koping dengan stresor yang ada.
  • Tanda : Kesulitan istirahat dengan tenang, respon terlalu emosi, terkadang sampai menarik diri dari keluarga.
Penyuluhan/ pembelajaran
  • Gejala : Riwayat keluarga penyakit jantung atau IM, diabetes, stroke, hipertensi, penyakit vaskuler perifer, penggunaan tembakau.
  • Pertimbangan : rerata lama rawat inap = 7, 3 hari (2-4 hari di ICCU).
  • Rencana pemulangan.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
  • EKG : Menunjukkan peninggian gelombang S-T yang berarti Iskemia myokard. Penurunan atau datarnya gelombang T yang berarti menunjukkan cedera myokard. Dan adanya gelombang Q patologis yang berarti nekrosis myokard.
  • Enzim jantung dan iso enzim : CPK-MB (iso enzim yang ditemukan pada otot jantung) meningkat antara 4-6 jam, memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam. LDH meningkat dalam 12-24 jam, memuncak dalam 24-48 jam, dan memakan waktu yang lama untuk kembali normal. AST (Aspartat Amonitransferase) meningkat (kurang nyata/ khusus) terjadi dalam 6-12 jam, memuncak dalam 24 jam, kembali normal dalam 3-4 hari.
  • Elektrolit : ketidak seimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan dapat mempengaruhi kontraktilitas, misal : hipokalemia atau hiperkalemia.
  • Sel darah putih : Leukosit (10.000-20.000) biasanya nampak pada hari kedua setelah infark myokard, sehubungan dengan proses inflamasi.
  • GDA/ oksimetri nadi : dapat menunjukkan hipoksia
  • Kolesterol/ trigliserida serum : Meningkat, menunjukkan aterosklerosis sebagai penyebab Infark myokard.
  • Foto Dada : mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung atau aneurisma ventrikular.
  • Ekokardiografi : mungkin dilakukan untuk dimensi serambi, gerakan katup/ dinding ventrikuler dan konfigurasi fungsi katup.
  • Pemeriksaan pencitraan Nuklir : Thalium (mengevaluasi aliran darah myokard dan status sel myokard, semisal lokasi luasnya infark myokard akut maupun sebelumnya). Technetium (terkumpul dalam sel iskemi disekitar area nekrotik)
  • Angiografi koroner : menggambarkan penyempitan atau sumbatan arteri koroner
  • Nuclear Magnetic Resonance : memungkinkan visualisasi (aliran darah, serambi, katup, ventrikel jantung, lesi vaskuler, pembentukan plak, infark dan pembekuan darah).
  • Tes Olah Raga : Menentukan respon kardiovaskuler terhadap aktivitas (sering dilakukan sehubungan dengan pencitraan talium dalam fase penyembuhan).
PRIORITAS KEPERAWATAN
  1. Menghilangkan nyeri dan cemas.
  2. Menurunkan kerja myokard.
  3. Mencegah atau mendeteksi dan membantu pengobatan disritmia yang mengancam hidup atau komplikasi
  4. Meningkatkan kesehatan jantung, perawatan diri.
TUJUAN PEMULANGAN
  1. Tak ada nyeri dada (terkontrol).
  2. Kecepatan jantung (irama) mampu mempertahankan curah jantung adekuat terutama perfusi jaringannya.
  3. Meningkatkan tingkat aktivitas untuk perawatan diri dasar.
  4. Ansietas berkurang atau teratasi
  5. Proses penyakit, rencana pengobatan, dan prognosis dipahami.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. NYERI (AKUT) : 
  • Dapat dihubungkan dengan "iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri koronaria". 
  • Kemungkinan dibuktikan oleh : Keluhan nyeri dada dengan atau tanpa adanya penyebaran, Wajah meringis, Gelisah, Perubahan tingakt kesadaran, Perubahan Nadi dan tekanan darah.
  • Hasil yang diharapkan/ kriteria evaluasi pasien akan : "Menyatakan nyeri dada hilang atau terkontrol", "Mendemonstrasikan penggunaan tehnik distraksi dan relaksasi", "Menunjukkan menurunnya tegangan, rileks, mudah bergerak".
2. INTOLERANSI AKTIFITAS :
  • Dapat dihubungkan dengan "ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokard dan kebutuhan", "adanya iskemia atau nekrosis jaringan miokard", "efek obat depresan jantung (penyekat-beta, anti-disritmia)".
  • Kemungkinan dibuktikan oleh : gangguan frekuensi jantung dan tekanan darah dalam aktifitas, Terjadinya disritmia, perubahan warna kulit dan kelembaban, angina karena kerja, kelemahan umum.
  • Hasil yang diharapkan/ kriteria evaluasi pasien akan : "Mendemonstrasikan peningkatan toleransi aktifitas yang dapat diukur maju dengan frekuensi jantung atau irama dan tekanan darah dalam batas normal pasien, kulit hangat, merah muda dan kering", "Melaporkan tidak adanya angina atau angina terkontrol dalam rentang waktu selama pemberian obat.
3. ANSIETAS/ KETAKUTAN :
  • Dapat dihubungkan dengan "Ancaman atau perubahan kesehatan dari status sosioekonomi", "ancaman kehilangan (kematian)", "tidak sadar konflik tentang esensi nilai, keyakinan dan tujuan hidup", "Transmisi interpersonal (penularan)".
  • Kemungkinan dibuktikan oleh : Perilaku takut, ketakutan, peningkatan tegangan, gelisah, wajah tegang, ragu-ragu, perasaan tidak adekuat, keluhan somatik dengan rangsang simpatis, fokus pada diri sendiri, mengekspresikan masalah tentang kejadian saat ini, perilaku menantang atau menghindar.
  • Hasil yang diharapkan/ kriteria evaluasi pasien akan : "mengenal perasaannya", "mengidentifikasi", "penyebab atau faktor yang mempengaruhi", "menyatakan penuruan ansietas (rasa takut)", "mendemonstrasikan keterampilan pemecahan masalah positif", "mengidentifikasi sumber secara tepat".
4. RESIKO TINGGI PENURUNAN CURAH JANTUNG :
  • Faktor resiko meliputi "perubahan frekuensi, irama, konduksi elektrikal", "penurunan preload dikarenakan adanya peningkatan tahanan vaskuler sistemik", "Obat infark, kerusakan struktural, contoh : aneurisma ventrikular, kerusakan septal".
  • Kemungkinan dibuktikan oleh : (tidak dapat diterapkan adanya tanda dan gejala yang membuat diagnosa menjadi aktual).
  • Hasil yang diharapkan/ kriteria evaluasi pasien akan : "mempertahankan stabilitas hemodinamik, Contoh : TD, curah jantung dalam rentang normal, haluaran urine adekuat, penuruna atau tak adanya disritmia", "melaporkan penurunan episode dispnea maupun angina", "mendemonstrasikan peningkatan toleransi terhadap aktifitas".
5. RESIKO TINGGI PERUBAHAN PERFUSI JARINGAN :
  • Faktor resiko meliputi "penurunan atau penghentian aliran darah, contohnya : vasokonstriksi, hipovolemia dikarenakan adanya kebocoran, dan pembentukan tromboemboli".
  • Kemungkinan dibuktikan oleh : (tidak dapat diterapkan adanya tanda dan gejala yang membuat diagnosa menjadi aktual).
  • Hasil yang diharapkan/ kriteria evaluasi pasien akan : "Mendemonstrasikan perfusi yang adekuat secara individual, contoh : kulit hangat dan kering, nadi perifer kuat, tanda-tanda vital dalam batas normal, pasien sadar (berorientasi), keseimbangan pemasukan dan pengeluaran (intake/output), tidak ada edema, terbebas dari nyeri atau ketidaknyamanan.
6. RESIKO TINGGI KELEBIHAN VOLUME CAIRAN :
  • Faktor resiko meliputi "penurunan perfusi organ", "peningkatan natrium (retensi air)", "peningkatan hidrostatik atau penurunan protein plasma (menyerap cairan dalam area interstisiil/ jaringan)".
  • Kemungkinan dibuktikan oleh : (tidak dapat diterapkan adanya tanda dan gejala yang membuat diagnosa menjadi aktual).
  • Hasil yang diharapkan/ kriteria evaluasi pasien akan : "mempertahankan keseimbangan cairan seperti dibuktikan oleh Tekanan darah dalam batas normal", "tidak adanya distensi vena perifer dan adanya edema dependen", "paru bersih dan berat badan stabil".
7. KURANG PENGETAHUAN MENGENAI KONDISI (KEBUTUHAN PENGOBATAN) :
  • Dapat dihubungkan dengan "kurang informasi tentang fungsi jantung (implikasi penyakit jantung) dan status kesehatan yang akan datang", "kebutuhan perubahan pola hidup", "tidak mengenal terapi maupun kebutuhan perawatan diri".
  • Kemungkinan dibuktikan oleh : pernyataan masalah konsep, terjadinya komplikasi yang dapat dicegah.
  • Hasil yang diharapkan/ kriteria evaluasi pasien akan : "menyatakan pemahaman penyakit jantung sendiri, rencana pengobatan, tujuan pengobatan, dan efek samping (reaksi yang merugikan)", "menyebutkan gejala yang memerlukan perhatian cepat", "mengidentifikasi dan merencanakan perubahan pola hidup yang perlu".
INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA NOMOR 1
Pantau karakteristik nyeri, catat laporan verbal, petunjuk non verbal, dan respon hemodinamik.
  • Rasional : Variasi penampilan dan perilaku pasien karena nyeri terjadi sebagai temuan pengkajian. Kebanyakan pasien dengan IM (infark miokard) tampak sakit, distraksi dan berfokus pada nyeri. Riwayat verbal dan penyelidikan lebih dalam terhadap faktor pencetus harus ditunda sampai nyeri hilang.
Ambil gambaran lengkap terhadap nyeri dari pasien (OPQRST).
  • Rasional : Nyeri perupakan pengalaman subjektif dan harus digambarkan oleh pasien.
Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera.
  • Rasional : Penundaan pelaporan nyeri malah akan menghambat peredaan nyeri, dan memerlukan peningkatan dosis obat.
Berikan lingkungan yang tenang, aktifitas perlahan dan tindakan yang nyaman.
  • Rasional : Menurunkan rangsang eksternal dimana ansietas dan regangan jantung serta keterbatasan kemampuan koping dan keputusan terhadap situasi saat ini.
Bantu melakukan tehnik relaksasi.
  • Rasional : Membantu dalam menurunkan persepsi/ respon nyeri, memberikan kontrol situasi dan meningkatkan perilaku positif.
Kolaborasi pemberian oksigen tambahan sesuai indikasi.
  • Rasional : Meningkatkan jumlah oksigen yang ada dan mengurangi ketidaknyamanan sehubungan dengan iskemia jaringan
Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi, antara lain :
- Anti Angina (contoh : nitrogliserin)
  • Rasional : Nitrat berguna untuk kontrol nyeri dengan efek vasodilatasi koroner yang meningkatkan aliran darah koroner dan perfusi miokardia.
- Penyekat Beta (contoh : propanolol, antenolol)
  • Rasional : Agen penting kedua untuk mengontrol nyeri melalui efek hambatan rangsang simpatis, dengan begitu menurunkan Frekuensi jantung, TD sistolik, dan kebutuhan oksigen miokard.
- Analgesik (contoh : morfin, meperidin)
  • Rasional : Meskipun morpin IV adalah pilihan, suntukan narkotik lain dapat dipakai pada fase akut (nyeri dada berulang) yang tak hilang dengan nitrogliserin untuk menurunkan nyeri hebat.
- Penyekat saluran kalsium (contoh : verapamil, diltiazem)
  • Efek vasodilatasi dapat meningkatkan aliran darah koroner, sirkulasi kolateral dan menurunkan preload dan kebutuhan oksigen miokardia.
DIAGNOSA NOMOR 2
Catat dokumentasi frekuensi jantung, irama dan TD (sebelum, selama, sesudah) aktifitas sesuai indikasi.
  • Rasional : Kecenderungan menentukan respon pasien terhadap aktifitas dan dapat mengindikasikan penurunan oksigen miokardia yang memerlukan tingkat aktifitas atau kembali tirah baring, perubahan program obat, dan penggunaan oksigen tambahan.
Tingkatkan istirahat dan batasi aktifitas.
  • Rasional : Menurunkan kerja miokardia dalam mengkonsumsi oksigen, dan juga menurunkan resiko komplikasi.
Batasi pengunjung pasien.
  • Pembicaraan yang panjang sangat mempengaruhi pasien, namun periode kunjungan yang tenang, itulah yang bersifat terapeutik.
Anjurkan pasien menghindari peningkatan tekanan abdomen (misal mengejan saat defekasi).
  • Rasional : aktifitas yang memerlukan menahan napas dan menunduk (manuver VALSALVA) dapat mengakibatkan bradikardi, juga menurunkan curah jantung, dan takikardi dengan peningkatan TD.
Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktifitas.
  • Rasional : aktifitas yang maju memberikan kontrol jantung, meningkatkan regangan dan mencegah aktifitas berlebihan.
Kaji ulang tanda dan gejala yang menunjukkan tidak toleran terhadap aktifitas, atau memerlukan pelaporan pada perawat atau dokter.
  • Rasional : Palpitasi, nadi tidak teratur, adanya nyeri dada atau dispnea, dapat mengindikasikan kebutuhan perubahan program olah raga atau obat.
Rujuk ke program rehabilitasi jantung.
  • rasional : Memberikan dukungan/ pengawasan tambahan berlanjut dan partisipasi proses penyembuhan dan kesejahteraan.
DIAGNOSA NOMOR 3
Identikasi dan ketahui persepsi pasien terhadap ancaman/ situasi.
  • Rasional : koping terhadap nyeri dan trauma emosi infark miokar (IM) sulit. Pasien dapat takut mati dan cemas tentang lingkungan.
Catat adanya kegelisahan, menolak dan menyangkal.
  • Rasional : Penelitian terhadap frekuensi hidup antara individu tipe A/B dan dampak penolakan telah berarti dua. Namun penelitian menunjukkan beberapa hubungan antara derajat/ ekspresi marah atau gelisah dan peningkatan resiko infark miokard (IM).
Kaji tanda-tanda kecemasan, lakukan tindakan bila pasien menunjukkan perilaku merusak.
  • Rasional : Pasien mungkin tiddak menunjukkan masalah secara langsung, tetapi kata-kata dan tindakan dapat menunjukkan rasa agitasi, marah dan gelisah. Intervensi dapat membantu pasien meningkatkan kontrol terhadap perilaku sendiri.
Terima tetapi jangan diberi penguatan terhadap penggunaan penolakan, hindari konfrontasi.
  • Rasional : Menyangkal dapat menguntungkan dalam menurunkan rasa cemas tetapi dapat menunda penerimaan terhadap kenyataan situasi saat itu.
Orientasikan pasien/ orang terdekat terhadap prosedur rutin dan aktifitas yang diharapkan.
  • Rasional : Perkiraan dan informasi dapat menurunkan kecemasan pasien.
Dorong pasien/ orang terdekat untuk mengkomunikasikan dengan seseorang, berbagai pernyataan dan masalah.
  • Rasional : Berbagi informasi membentuk dukungan, kenyamanan dan dapat menghilangkantegangan terhadap kekhawatiran yang tidak diekspresikan.
Dukung kenormalan proses kehilangan, melibatkan waktu yang perlu untuk penyelesaian.
  • Rasional : Dapat memberikan keyakinan bahwa perasaanya merupakan respon normal terhadap situasi perubahan yang diterima.
Berikan privasi untuk pasien dan orang terdekat.
  • Rasional : Mungkin waktu untuk mengekspresikan perasaan, menghilangkan cemas, dan perilaku adaptasi.
Dorong keputusan tentang harapan setelah pulang.
  • Rasional : membantu pasien dan orang terdekat untuk mengidentifikasi tujuan nyata, juga menurunkan resiko kegagalan menghadapi kenyataan dan memicu proses kesembuhan.
Kolaborasi pemberian anti cemas/ hipnotik sesuai indikasi (contoh : diazepam)
  • Rasional : Meningkatkan relaksasi/ istirahat dan menurunkan rasa cemas.
DIAGNOSA NOMOR 4
Auskultasi TD (ukur dengan tidur, duduk dan berdiri bila bisa).
  • Rasional : Hipotensi dapat terjadi sehubungan dengan disfungsi ventrikel, hipoperfusi miokardia dan rangsang vagal. Namun hipertensi juga merupakan fenomena umum yang kemungkinan berhubungan dengan nyeri, cemas, pengeluaran katekolamin dan masalah vaskuler sebelumnya.
Evaluasi kualitas dan kesamaan nadi sesuai indikasi.
  • Rasional : Penurunan curah jantung mengakibatkan menurunnya kelemahan/ kekuatan nadi.
Catat terjadinya S3/S4.
  • Rasional : S3 biasanya dihubungkan deng Gagal Jantung Kongesti (GJK) tetapi juga terlihat pada adanya gagal mitral (seperti : regurgitasi) dan kelebihan kerja ventrikel kiri yang disetai infark berat. S4 kemungkinan berhubungan dengan iskemia miokard, kekakuan ventrikel, dan hipertensi pulmonal atau sistemik.
Adanya Mumur atau gesekan.
  • Rasional : menunjukkan aliran darah normal dalam jantung, contoh : katup tak baik, kerusakan septum, dan vibrasi otot papilar (komplikasi dari IM). Adanya gesekan dengan infark juga berhubungan dengan inflasmasi, contoh : efusi perikardial dan perikarditis.
Auskultasi bunyi napas.
  • Rasional : Krekels menunjukkan kongesti paru dan mungkin terjadi karena penurunan fungsi dari miokardia.
Pantau frekuensi jantung dan irama.
  • Rasional : Frekuensi dan irama jantung berespon terhadap obat dan aktifitas sesuai dengan terjadinya komplikasi (disritmia = khususnya pada kontraksi ventrikel prematur dan blok jantung yang berlanjut) yang mempengaruhi fungsi jantung atau meningkatkan kerusakan iskemik.
Catat respon terhadap aktifitas dan peningkatan istirahat dengan tepat.
  • Rasional : Kelebihan latihan meningkatkan konsumsi oksigen dan mempengaruhi fungsi pada miokardia.
Berikan pispot disamping tempat tidur bila tak mampu ke kamar mandi.
  • Rasional : Mengupayakan penggunaan bedpan yang dapat melelahkan dan secara fisiologis penuh stres, juga meningkatkan kebutuhan oksigen dan kerja jantung.
Berikan makana kecil, mudah dikunyah dan batasi asupan kafein (contoh : kopi, coklat, cola).
  • Rasional : Makan besar dapat meningkatkan kerja miokardia dan menyebabkan rangsang vagal yang juga nantinya dapat mengakibatkan bradikardia.
Kolaborasi pemberian oksigen tambahan sesuai indikasi.
  • Rasional : Meningkatkan jumlah sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard, menurunkan iskemia dan disritmia lanjut.
Kolaborasi dalam mengkaji ulang seri EKG.
  • Rasional : Memberikan informasi sehubungan  dengan kemajuan perbaikan infark, status fungsi dari ventrikel, keseimbangan elektrolit dan efek terapi obat.
Kolaborasi dalam mengkaji foto dada.
  • Rasional : Dapat menunjukkan edema paru sehubungan dengan disfungsi ventrikel.
Kolaborasi dalam pemantau data laboratorium.
  • Rasional : Enzim memantau perbaikan maupun perluasan infark. Adanya hipoksia menunjukkan kebutuhan tambahan oksigen. Keseimbangan elektrolit diperlukan pada kasus hiper/hipo kalemia untuk kestabilan irama jantung dan kontrktilitasnya.
Kolaborasi pemberian obat antidisritmia sesuai indikasi.
  • Rasional : Disritmia biasanya secara simtomatis (kecuali PVC) biasanya sering mengancam.
DIAGNOSA NOMOR 5
Selidiki perubahan tiba-tiba dan gangguan mental secara kontinu.
  • Rasional : Perfusi serebral secara langsung berhubungan dengan curah jantung dan juga dipengaruhi oleh elektrolit, hipoksia maupun emboli sistemik.
Lihat tanda-tanda pucat atau sianosis maupun kulit dingin.
  • Rasional : Vasokonstriksi sistemik diakibatkan oleh penurunan curah jantung dan mungkin dibuktikan oleh adanya penurunan perfusi kulit dan penurunan nadi.
Kaji tanda Homan (nyeri pada betis dengan posisi dorsofleksi), eritema, edema.
  • Rasional : Indikator trombosis vena dalam.
Pantau pernapasan.
  • Rasional : Pompa jantung gagal dapat mencetuskan distres pernapasan.
Kaji fungsi gastrointestinal.
  • Rasional : Penurunan aliran darah ke mesentri dapat mengakibatkan disfungsi gastrointestinal.
Pantau pemasukan dan catat perubahan haluaran urine.
  • Rasional : Penurunan pemasukan terus-menerus dapat mengakibatkan penurunan volume sirkulasi, yang berdampak negatif pada perfusi dan fungsi organ.
Kolaborasi pemantauan data laboratorium (GDA, BUN, Creatinin, Elektrolit).
  • Rasional : Indikator perfusi dan fungsi organ.
Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi :
- Heparin
  • Rasional : Dosis rendah heparin mungkin diberikan secara profilaksis, pada pasien resiko tinggi (contoh : fibrilasi atrial, kegemukan, aneurisma ventrikel atau riwayat tromboflebitis) dapat menurunkan resiko tromboflebitis atau pembentukan trombus.
- Cimetidine, antasida, ranitidine
  • Rasional : Menurunkan atau menetralkan asam lambung, mencegah ketidaknyamanan dan iritasi gaster, khususnya dikarenakan adanya penurunan sirkulasi mukosa.
Kolaborasi dalam penyiapan/ membantu pemberian agen trombolitik, streptokinase, memindahkan ke unit kritis dan tindakan lain sesuai indikasi.
  • Rasional : Pada terjadinya perluasan infark atau IM baru, terapi trombolitik adalah pengobatan pilihan untuk mencegah bekuan dan memperbaiki fungsi miokardium.
DIAGNOSA NOMOR 6
Auskultasi bunyi napas.
  • Rasional : Dapat mengindikasikan edema paru sekunder akibat dekompensasi jantung.
Catat distensi vena jugularis (DVJ), adanya edema dependen.
  • Rasional : Dicurigai adanya gagal kongestif/ kelebihan volume cairan.
Hitung keseimbangan cairan.
  • Rasional : Penurunan curah jantung mengakibatkan gangguan perfusi ginjal, retensi natrium/ air, dan penurunan haluaran urine.
Timbang BB tiap hari.
  • Rasional : Perubahan tiba-tiba pada berat badan menunjukkan gangguan keseimbangan cairan.
Pertahankan pemasukan total cairan 2000ml/ 24 jam dalam toleransi kardiovaskuler.
  • Rasional : Memenuhi kebutuhan cairan cairan tubuh orang dewasa tetapi memerlukan pembatasan pada adanya dekompensasi jantung.
Kolaborasi pemberian diet rendah natrium dan rendah minuman.
  • Rasional : Natrium meningkatkan retensi cairan dan harus dibatasi.
Kolaborasi pemberian antidiuretik (contoh : furosemide, spironolaktone) sesuai indikasi.
  • Rasional : Mungkin perlu untuk memperbaiki kelebihan cairan.
Kolaborasi pemantauan kalium sesuai indikasi.
  • Rasional : Hipokalemia dapat membatasi ke efektifan terapi dan dapat terjadi dengan penggunaan diuretik penurun kalium.
DIAGNOSA NOMOR 7
Kaji tingkt pengetahuan pasien dan orang terdekat.
  • Rasional : Perlu untuk pembuatan rencana instruksi individu. Menguatkan bahwa harapan ini akan menjadi pengalaman belajar.
Waspada terhadap tanda penghindaran (contoh : mengubah subjek dari informasi yang ada atau perilaku menolak).
  • Rasional : Mekanisme pertahanan alamiah seperti marah, menolak pentingnya situasi, dapat menghambat belajar dan mempengaruhi respon pasien dan juga kemampuan mengasimilasi informasi.
Berikan informasi dalam bentuk belajar yang bervariasi.
  • Rasional : Penggunaan metode belajar yang bermacam-macam dapat meningkkatkan penyerapan materi.
Beri penguatan penjelasan faktor resiko.
  • Rasional : Memberikan kesempatan pasien untuk mencakup informasi dan mengasumsi kontrol beserta partisipasi dalam program rehabilitasi.
Tekankan pentingnya mengikuti perawatan dan mengidentifikasi sumber di masyarakat pendukung (contoh : rehabilitasi jantung).
  • Rasional : Memberi tekanan bahwa ini adalah masalah kesehatan berlanjut, dimana dukungan dan bantuan diperlukan setelah pulang.
    Beri tekanan pentingnya menghubungi dokter bila nyeri dada, perubahan pola angina, atau terjadi gejala lain.
    • Rasional : Evaluasi berkala dan intervensi dapat mencegah komplikasi.


    DAFTAR PUSTAKA
    • Carpenito, LJ. 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8. EGC, Jakarta
    • Doenges, Marilynn E. 1999, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, EGC, Jakarta
    • Myers, Ehren, 2009, Keterampilan Klinis Untuk Perawat : Seri Panduan Klinis, Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta
    • http://en.wikipedia.org/wiki/Myocardial_infarction
    • Sumber gambar dari : http://www.gettyimages.com/

    2 komentar :

    1. wah mantab infonya, sangat berguna :D semangat bloggingnya :D

      BalasHapus
      Balasan
      1. ok ding terimakasih. menerima saran dan kritik yang membangun nich. Biar update selalu sitenya

        Hapus