LATAR BELAKANG
Asuhan keperawatan faktor penting dalam survival pasien dan dalam aspek-aspek pemeliharaan, rehabilitatif dan preventif perawatan kesehatan. Profesi keperawatan telah mengidentifikasi proses pemecahan masalah yang "menggabungkan elemen yang paling diinginkan dari seni keperawatan dengan elemen yang paling relevansi dari sistem teori, dengan menggunakan metode ilmiah" (Shore, 1988).
Proses keperawatan ini diperkenalkan pada tahun 1950-an sebagai proses yang terdiri dari atas 3 tahap : pengkajian, perencanaan, dan evaluasi yang didasarkan pada metode ilmiah pengamatan, pengukuran, pengumpulan data dan penganalisaan temuan. Kajian selama bertahun-tahun penggunaan dan perbaikan telah mengarahkan perawat pada pengembangan proses keperawatan menjadi 5 langkah yang kongkrit diantaranya pengkajian, identifikasi masalah, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Dan langkah tersebut memberikan metode efisien tentang pengorganisasian proses berfikir untuk pembuatan keputusan klinis. Kelima langkah ini adalah pusat untuk tindakan keperawatan dan memberikan asuhan pasien secara individual dan kualitas yang lebih tinggi dalam berbagai situasi. Proses keperawatan dimasukkan dalam kerangka kerja konseptual dari semua kurikulum keperawatan dan diterima sebagai bagian dari definisi legal tentang keperawatan dalam NURSE PRACTICE ACTS disebagian besar negara bagian.
Elemen penting untuk memberikan asuhan keperawatan terencana yang efektif adalah relevansi sebagai pengidentifikasi dalam pengkajian pasien. Sesuai dengan American Nurses Association Standarts of Clinical Nursing Practice (ANA, 1991), pengkajian pasien dibutuhkan pada area berikut ini : fisik, psikologi, sosiokultural, spiritual, kognitif, kemampuan fungsional, perkembangan, ekonomi, dan gaya hidup. Pengkajian ini digabungkan dengan hasil temuan-temuan medis serta pemeriksaan diagnostik, dicatat dalam data dasar pasien dan membentuk dasar yang kuat untuk mengembangkan rencana keperawatan pasien.
DATA DASAR PASIEN
Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara pengumpulan riwayat kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan laboratorium, dan diagnostik, serta review catatan sebelumnya.
WAWANCARA
Wawancara memberikan data yang perawat dapatkan dari pasien dan orang terdekat lainnya melalui percakapan dan pengamatan. Data dapat dikumpulkan selama periode kontak atau lebih dan harus mencangkup semua data yang relevan. Pengorganisasian dan perbaikan data ini membantu dalam identifikasi berkelanjutan tentang kebutuhan-kebutuhan. keperawatan pasien dan diagnosa keperawatan. semua pihak dalam proses wawancara harus mengetahui bahwa data yang dikumpulkan digunakan dalam perencanaan perawatan pasien.
PENGKAJIAN FISIK
Selama aspek pengumpulan informasi ini, perawat melatih keterampilan perseptual dan observasional, dengan menggunakan indera penglihatan, pendengaran, sentuhan, dan penciuman. Lama dan kedalaman setiap pengkajian fisik tergantung pada kondisi pasien sekarang dan kemendesakan situasi tetapi biasanya mencakup inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan laboratorium dan diagnostik termasuk sebagai bagian dari proses pengumpulan data. Perawat harus waspada terhadap hasil pemeriksaan signifikan yang membutuhkan pelaporan pada dokter dan melakukan intervensi keperawatan khusus. Beberapa pemeriksaan digunakan untuk mendiagnosa penyakit, sementara yang lainnya sangat berguna dalam mengikuti perjalanan penyakit atau penyesuaian terapi. Pada banyak kasus, hubungan antara pemeriksaan dengan patofisiologi penyakit cukup jelas, tetapi pada kasus lainnya tidak jelas. Hal ini merupakan intoleransi antara berbagai organ dan sistem tubuh. Intepretasi dari hasil pemeriksaan diagnostik harus terintegrasi dengan riwayat kesehatan serta temuan-temuan fisik.
PRIORITAS KEPERAWATAN
Prioritas keperawatan ditulis dalam urutan tertentu untuk memudahkan pengurutan diagnosis keperawatan. Yang berkaitan dalam pedoman rencana perawatan. Pada situasi pasien tertentu, prioritas keperawatan berbeda berdasarkan kebutuhan khusus pasien dan dapat beragam dari menit ke menit. Diagnosa keperawatan yang merupakan prioritas hari ini mungkin menjadi kurang prioritas keesokan harinya tergntung pada fluktuasi kondisi fisik dan psikososial pasien atau respon perubahan pasien terhadap kondisi yang ada.
TUJUAN PEMULANGAN
Manakala prioritas keperawatan telah ditentukan, tahap berikutnya adalah menentukan tujuan pengobatan. Setiap kondisi medis tentunya memiliki tujuan pemulangan yang ditetapkan, yang dinyatakan secara luas dan mencerminkan status umum yang diinginkan oleh pasien pada saat pulang atau dipindahkan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN (Identifikasi Masalah)
Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan dan mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respon terhadap masalah aktual dan resiko tinggi. Label diagnosa keperawatan memberi format untuk mengekspresikan bagian identifikasi masalah dari proses keperawatan. Definisi kerja diagnosa keperawatan yang terbaru dikembangkan oleh North American Nursing Diagnosis Association (NANDA).
HASIL PASIEN YANG DIPERKIRAKAN
Hasil pasien yang diperkirakan didefinisikan sebagai hasil intervensi keperawatan dan reson-respon pasien yang dapat dicapai, diinginkan pasien, dan dapat dicapai dalam periode waktu yang telah ditentukan situasi dan sumber-sumber tertentu yang ada. Hasil yang diinginkan ini merupakan langkah yang dapat diukur mengarah pada tujuan-tujuan saat pulang yang telah ditetapkan sebelumnya. Hasil pasien diperkirakan yang baik harus : SPESIFIK, REALISTIK, DAPAT DIUKUR, MENUNJUKKAN KERANGKA WAKTU PENCAPAIAN YANG PASTI, MEMPERTIMBANGKAN KEINGINAN DAN SUMBER PASIEN.
TINDAKAN/INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari pasien dan tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Tindakan/Intervensi keperawatan dipilih untuk membantu pasien dalam mecapai hasil pasien yang diharapkan dan tujuan pemulangan. Harapannya adalah bahwa perilaku yang dideskripsikan akan menguntungkan pasien dan keluarga dalam cara yang dapat diprediksi, yang berhubungan dengan masalah yang diidentifikasikan dan tujuan yang telah dipilih. Intervensi ini mempunyai maksud mengindividualkan perawatan dengan memenuhi kebutuhan spesifik pasien serta harus menyertakan kekuatan-kekuatan pasien yang telah diidentifikasi bila memungkinkan. Intervensi keperawatan harus spesifik dan dinyatakan dengan jelas, dimulai dengan kata kerja aksi.
RASIONAL
Meskipun rasional tidak tampak pada rencana perawatan institusi, rasional ini disertakan untuk membantu peserta didik dan perawata pelaksana dalam menghubungkan prinsip patofisologi dan psikologi dengan intervensi keperawatan yang dipilih.
DAFTAR PUSTAKA
- Alfaro, RA. 1990, Application of Nursing Process : A Step-by-step Guide to Care Planning, Ed. ke-2, JB Lippincott, Philadelphia
- Cox, HC, et, al, 1989, Clinical Applications of Nursing Diagnosis, Williams & Wilkins, Baltimore
- Doenges, ME dan Moorhouse, MF. 1992, Application of Nursing Process and Nursing Diagnosis : An Interactive Text, FA Davis, Philadelphia
- Doenges, Marilynn E. 1999, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Ed. ke-3, EGC, Jakarta
- Lampe, SS. 1986, Focus Charting : Creative Nursing Management, Ed. ke-4, Minneapolis, MN
- Sumber gambar dari : http://rgumantijaya.blogspot.com/2012/05/kesadaran-diri.html
0 komentar :
Posting Komentar